Selasa, 22 Maret 2016

Anakku ABG, Bagaimana Menghadapinya?

"Kita bukan orangtua sempurna, tetapi cintai anak kita dengan sempurna."

Itu adalah kalimat terakhir yang disampaikan oleh Ibu Rani Razak Noe'man, dalam Workshop Kampung Keluarga bertajuk "Anakku Beranjak ABG" Hari Sabtu, 19 Maret 2016 di Gedung Pers Indonesia, Jalan Kebon Sirih, Gambir, Jakarta Pusat. Di akhir acara, air mata saya dibuat berderai-derai melihat video tentang hubungan Ayah dan Anak yang kurang baik, si ayah suka marah-marah sampai anaknya minggat, tetapi kemudian diakhiri dengan adegan dramatis yang membuat si anak menyadari bahwa cinta sang ayah kepadanya sangatlah besar. Hiks, jadi ingat ayah sendiri. 


Alhamdulillah sekali, saya merasa sangat beruntung datang ke acara ini. Sarat ilmu yang sayang dilewatkan. Anak-anak saya memang belum ABG, yang paling  besar umurnya baru delapan tahun. Eh, tapi tidak lama lagi mereka memasuki usia ABG. Menurut Ibu Rani, anak-anak sekarang lebih cepat dewasa. Usia 10 tahun, sudah dapat menstruasi! Tugas orangtualah untuk memperlambat proses kedewasaan itu, biarkan berjalan secara alami. Mengapa? Karena proses pubertas yang terlalu cepat itu diakibatkan oleh faktor lingkungan. Sedangkan secara sosiologis, baik itu pola pikir, emosi, tanggung jawab, visi, seorang anak belumlah dewasa. Jika terjadi kesenjangan yang sangat besar, akibatnya ya yang sekarang ini banyak terjadi. Orang yang dewasa dari segi umur, tetapi perilakunya masih kekanak-kanakan. Itu karena mereka dipaksa untuk cepat dewasa oleh tontonan dan sebagainya.

Acara dibuka dengan menonton video
Indonesia ini masih belum memiliki tontonan yang baik untuk anak-anak, serta hukum yang tegas untuk melindungi anak-anak. Lihat saja berita-berita mengerikan yang beredar, banyak anak yang menjadi korban kejahatan seksual orang dewasa. Sebenarnya sama saja menjadi orangtua zaman dulu dengan zaman sekarang. Sama-sama susah. Bedanya, zaman sekarang lebih sulit karena adanya kemajuan teknologi. Sulitnya kita sudah membentengi anak dari pornografi, eh anak-anak bisa dengan mudah mendapatkannya dari internet. Dan ternyata, mengasuh anak remaja itu LEBIH SULIT daripada anak kecil. Banyak orangtua yang gagap, tidak tahu cara menghadapi anak ABG-nya. Apalagi dengan adanya perbedaan zaman. Misalnya, zaman saya dulu belum ada handphone apalagi smartphone. Zaman sekarang? 

Peserta diajak mengisi hal-hal yang diinginkan semasa remaja dan yang disebali dari orangtua

Belum lagi, banyak orangtua yang memiliki dendam positif. Ingin anaknya mewujudkan mimpi orangtua, padahal anak-anak punya mimpi sendiri. Nah ini nih yang sering memicu konflik orangtua dan anak. Kalau anak punya mimpi dan cita-cita yang berbeda dari yang lain, orangtua sudah ketakutan. Ibu Rani mencontohkan anak keduanya yang pernah ingin jadi tukang pijat. Orangtua mana yang mau anaknya menjadi tukang pijat, coba? Tetapi, Ibu Rani tidak serta merta melarang. Dibiarkan anaknya mengikuti keinginanya itu sampai kemudian menemukan bahwa dia tidak serius ingin jadi tukang pijat. 

Ketika anak sudah remaja, banyak orangtua yang juga berpikir bahwa tugasnya sudah selesai. Anak sudah bisa mengurus dirinya sendiri. Orangtua pun sibuk mencari kegiatan lain. Ingin eksis, misalnya. Tanpa disadari, orangtua kehilangan waktu bersama anak. Padahal, anak-anak masih membutuhkan orangtua. Akhirnya, anak-anak mencari tempat curhat yang lain. So, jadilah sahabat anak. Walaupun anak sudah remaja, orangtua ya jangan jadi cuek bebek gitu. Ibu Rani mengajak peserta untuk menuliskan hal-hal yang diinginkan sewaktu remaja dan hal-hal yang tidak disukai dari orangtua. Wuiih.. jadi nostalgia nih. Ternyata, apa yang dulu kita inginkan di masa remaja itu sama kok dengan yang diinginkan anak-anak kita di masa remajanya. Kalau kita tidak ingin anak-anak membenci kita, ya jangan lakukan hal-hal yang dulu kita sebali dari orangtua. 

Usia remaja itu dimulai dari 12 tahun sampai 18 tahun. Usia 15 tahun itu puncak kegalauan. Permasalahannya ada tiga: Materialisme, Keluarga, dan Sekolah. Anak-anak di zaman sekarang makin berat tantangannya, karena materialisme semakin kuat mencengkeram. Ibu Rani memutarkan berita mengenai anak-anak yang terlihat seks komersial demi UANG! Anak-anak SMP menjajakan tubuhnya demi mendapatkan uang beberapa ratus ribu! Mengerikan, ya? Tragisnya, anak-anak modern mendapatkan alternatif pengganti keluarga atau orangtua, diantaranya: Televisi, Pembantu, Teman Sebaya. Atas nama kesibukan, orangtua yang sebenarnya justru hanya punya sedikit waktu untuk anak-anak. 

Satu lagi pesan yang membekas di hati saya, "Apa pun yang terjadi, anak-anak itu dititipkan kepada KITA (orangtuanya), bukan kepada siapa pun (Televisi, Pembantu, Kakek-Nenek, apalagi Teman Sebaya)." 

Sekolah, bukanlah tempat untuk menitipkan anak-anak. Orangtua tetaplah pendidik pertama. Ibu Rani menyarankan, anak usia 6-17 tahun hendaknya tetap bersama orangtuanya. Jangan dulu disekolahkan full day atau pesantren. Sekolah sekarang ini hanya mementingkan kurikulum akademik, bukan pengembangan kedewasaan anak. Orangtualah yang mestinya membimbing anak menghadapi kedewasaan. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa keluarga yang berfungsi dengan baik mampu menjadi  benteng pertahanan yang kuat bagi anak  dalam menghadapi  nilai-nilai negatif yang datang dari luar. 

Ibu Rani Razak Noe'man

Bagaimana solusinya? Pendidikan agama, sudah tentu menjadi solusi pertama. Hubungan seks itu pada dasarnya tidak ada aturannya. Orang bebas mau melakukan hubungan seks sesama jenis, seks dengan binatang, seks sendirian, dan sebagainya. Lalu, siapa yang membatasi? Ya, hukum agama. Jadi anak-anak harus didekatkan dengan agama, bukan sekadar ritual. Terlebih di zaman sekarang ini di mana kaum liberal begitu kuatnya mencengkeram anak-anak. Menanamkan paham hak asasi manusia yang kebablasan. Hubungan sesama jenis dianggap hal biasa dan NORMAL. Ibu Rani pun memutar sekilas video sesama lelaki yang berciuman. Video itu apabila terus diputar dan ditanamkan di dalam otak anak akan menimbulkan pemikiran bahwa hubungan sesama jenis itu normal. Di Australia, sudah banyak orangtua yang mengeluarkan anaknya dari sekolah umum karena sudah diberlakukan pelajaran bahwa hubungan sesama jenis itu normal. Bayangkan kalau itu terjadi di Indonesia? 

Kedua, bangun kedewasaannya. Anak harus diajak menetapkan tujuan utamanya, sehingga dia mengabaikan hal-hal kecil yang remeh temeh. Misalnya, tanyakan apa cita-cita anak. Ingin jadi dokter? Berarti dia harus sekolah yang tinggi. Ketika anak ingin berpacaran, orangtua bisa mengingatkan anak terhadap cita-citanya itu. "Kan kamu ingin jadi dokter? Kalau pacaran, nanti perhatianmu terbagi." Nanti anak akan berpikir lagi. Mau pacaran atau serius kuliah dulu? Gityu... 

Ketiga, ajarkan nilai-nilai universal. Orangtua harus mau mendengarkan anak. Kalau anak curhat, orangtua jangan marah atau menasihati dulu. Cukup didengarkan saja. Jadilah sahabat yang baik untuk anak. Berikan kebebasan, tapi harus bertanggungjawab. Bantu anak meraih mimpinya, jangan belum-belum sudah melarang. Apa pun mimpi anak, selama itu baik, orangtua hanya berperan untuk mengarahkan. Bukan memaksa anak mewujudkan mimpi orangtua. 

Isi goodiebag

Tak terasa, waktu tiga jam pun berakhir. Rasanya masih belum cukup, apalagi Ibu Rani sangat asyik membawakan workshop yang interaktif ini. Beberapa kali peserta diajak mengikuti games yang berkaitan dengan tema. Alhamdulillah, saya menang lomba live tweet juga dan mendapatkan tambahan pashmina dari Move Inc Hijab. Sebelumnya, saya sudah dapat pashmina juga di goodiebagnya. Cantik-cantik deh pashminanya. Kudapan dari Dapur Bugis juga enak banget. Daaan.. ada voucher Rp 500.000 dari Optik A. Kasoem Cikini. Uhuuui... saya bisa ganti kacamata, deh. Terima kasih untuk semua sponsor. Ilmu dapat, hadiah juga dapat. Tentu saja saya juga berterima kasih kepada Blogger Reporter yang sudah memfasilitasi kedatangan saya ke acara ini.



Acara ini dipersembahkan oleh:
Kampung Keluarga (Twitter, Instagram @KampungKeluarga, Fanspage: Kampung Keluarga)
Move Inc Hijab (Instagram @move.inc.hijab)
Kayva Hijab Clothing (Twitter @kayvastyle, Instagram @kayva_style, Fanspage: Kayva)
Dapur Bugis (Instagram @dapurbugis)
Marsh Indo (Instagram @marsh.indo)
The Urban Mama (Twitter @theurbanmama, Instagram @the_urbanmama, Fasnpage the urban mama)
Optik A. Kasoem (Twitter @kasoemoptik, Instagram @a.kasoem), Fanspage: Optikal A. Kasoem Cikini) 
Viva.co.id


Selasa, 15 Maret 2016

Ketika si Kecil Berkacamata

kacamata anak
Ayah dan anak berkacamata
Assalamu'alaikum.... Dulu pernah saya menulis artikel di blog ini yang berjudul "Menjaga Kesehatan Mata Anak Sejak Dini." Gara-garanya, Sidiq mengalami gangguan penglihatan. Setelah diperiksa ke Dokter Mata, ternyata matanya sudah minus 0,5! Huhu.... Padahal, Sidiq kan mau jadi Tentara. Ada nggak ya tentara yang pakai kacamata? Memang, ini salah saya juga sih dulu nggak telaten kasih sayur ke Sidiq. Sidiq nggak suka sayur. Sekarang setelah divonis minus, dia mulai suka makan wortel.


Dokter bilang, coba tunggu sebulan. Kalau masih belum sembuh minusnya, baru deh datang lagi dan dikasih kacamata. Ternyata setelah sebulan diobatin pakai tetes mata dari Dokter, mata Sidiq masih minus 0,5. Alhasil, ayahnya pun membelikan kacamata. Saya nggak ikut pas belinya, tapi kata ayahnya, itu kacamata pilihan Sidiq sendiri. Warnanya lucu, campuran hijau dan oranye.

Kacamata anak itu rupanya ringan sekali, baik lensa maupun gagangnya. Ada talinya juga yang dimasukkan ke leher, sehingga kacamata nggak jatuh walaupun anak berlari-larian. Sidiq nggak mau pakai talinya. Tadinya Sidiq semangat mau pakai kacamata ke sekolah. Begitu tiba harinya berangkat ke sekolah, eh dia mogok. Malu, katanya.... 

Kami pun berusaha membujuk Sidiq supaya mau memakai kacamata ke sekolah. Macam-macam penjelasannya, terutama supaya dia nggak susah lagi melihat ke papan tulis. Saya jelaskan  bahwa pakai kacamata itu nggak perlu malu. Saya dan ayahnya pun berkacamata. Jangan-jangan Sidiq berkacamata karena genetis hehe.... Teman-teman nggak akan ada yang nanyain. Ternyata benar, setelah Sidiq berangkat ke sekolah pakai kacamata, nggak ada satu pun temannya yang tanya-tanya. Mungkin karena mereka masih kelas 1 SD ya. Guru-gurunya pun nggak bertanya. Sst... bagi anak kecil, mencoba hal yang baru dan mendapat pertanyaan itu membuat malu. 

kacamata anak
Berangkat ke sekolah memakai kacamata

Sekarang Sidiq selalu pakai kacamata saat berangkat ke sekolah. Kadang-kadang sih ketinggalan karena lupa. Dia mengaku matanya jadi lebih jelas. Belajar membacanya pun sudah lebih lancar. Alhamdulillaah... Ini berkat datang ke even Sun Life Edu Fair 2016, di mana saat itu Psikolognya bercerita. Kalau anak mengalami kesulitan belajar, siapa tahu matanya mengalami gangguan dan harus pakai kacamata. Jadi, ibu-ibu, kalau anaknya lambat belajar, coba perhatikan di kelasnya, barangkali dia kesulitan melihat ke papan tulis.

Cara Mengobati Gondongan pada Anak

Cara Mengobati Gondongan pada Anak
Assalamu'alaikum... Kali ini saya mau berbagi pengalaman mengenai cara mengobati gondongan pada anak. Beberapa waktu lalu, saat saya dan anak-anak sedang menginap di rumah orangtua saya, Sidiq mengeluh sakit di bagian pipi ke arah telinga kanan. Saya cek, eh ternyata bengkak. Untungnya, adik saya sudah pengalaman terkena penyakit ini. Ya, namanya Gondongan. Penyebabnya belum diketahui apa, menurut Mbak Google sih karena penurunan daya tahan tubuh. Biasanya menyerang anak seusia Sidiq. Obatnya hanya cukup makan dan tidur. Saya tanya ke adik saya yang sering berobat ke dokter, obat Gondongan dari dokter itu hanya antibiotik dan penurun panas (kalau demam). Berhubung Sidiq nggak demam, ya saya nggak perlu bawa ke dokter. 


Alhamdulillahnya, Sidiq nggak rewel. Pertanda penyakitnya masih tahap ringan. Dia hanya mengeluh sedikit dan tidur. Berdasarkan kebiasaan, Gondongan itu konon bisa diobati dengan bubuk BLAU. Iya, blau untuk pemutih pakaian. Entah apa hubungannya. Saya coba saja. Bubuk Blau yang berwarna biru itu dicampur dengan sedikit air, lalu dioleskan ke pipi Sidiq. Ternyata efeknya untuk mendinginkan atau meringankan rasa nyut-nyut akibat bengkak itu. Beberapa menit setelah dioleskan, Sidiq pun nggak mengeluh sakit lagi. Tapi itu harus diulangi kalau olesan blaunya sudah mulai hilang atau anaknya mulai mengeluh lagi.

Untuk pengobatan dari dalam, saya kasih Gold-G Sea Cucumber Jelly. Kebetulan saja obat itu ada di meja adik saya. Sejenis suplemen dari teripang berbentuk jelly warna putih. Rasanya seperti putih telur, amis-amis gitu. Sidiq berani meminumnya karena ingin sembuh walaupun rasanya eneg. Adik saya beli secara online, tapi saya belum googling juga di mana belinya. Manfaatnya untuk mengobati berbagai macam penyakit. Bismillah saja deh, toh kalau ke dokter juga dikasihnya antibiotik. Asalkan sakitnya nggak lebih dari tiga hari. Kalau sudah lebih dari tiga hari, baru dibawa ke dokter.

Ternyataa.... sakitnya cuma dua hari! Setelah dua hari itu saya kasih Blau dan Gold-G Sea Cucumber Jelly, bengkaknya hilang. Alhamdulillah ya, percaya nggak percaya dengan Blau itu. Belum ada penelitiannya sih. Sidiq sempat main ke luar dengan pipi kebiruan dan jadi tontonan orang, hehehe.... Eh, jangan sepelekan Blau. Buktinya, Sidiq nggak merengek kesakitan beberapa saat setelah diolesi Blau. Mulai sekarang harus sedia Blau nih di kotak P3K hehe...

Kamis, 03 Maret 2016

Salim Berbagi Morinaga Chil-Go! di PAUD Bina Insani Bogor



Halooo… tanggal 23 Februari lalu, akhirnya Salim berbagi Morinaga Chil-Go! di PAUD Bina Insani Tajur Halang, Bogor. Persiapannya bisa dibaca di sini ya: Persiapan Salim Berbagi bersama Morinaga Chil-Go! Memangnya ada acara apa sih kok Salim mau bagi-bagi susu cair pertumbuhan Morinaga Chil-Go!? Tidak perlu ada acara apa-apa untuk berbagi. Ulang tahun Salim sudah lewat tanggal 20 September lalu. Tujuan Salim berbagi hanyalah untuk mensyukuri pemberian Allah Swt, karena sejak lepas ASI, Salim masih bisa minum susu. Susunya yang bergizi tinggi dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak Generasi Platinum: susu cair Morinaga Chil-Go!


Alasan Salim minum susu Morinaga Chil-Go!:

  • Mengandung sinergi nutrisi yang tepat, bukan saja untuk mendukung kecerdasan majemuk anak tetapi juga memberikan pertahanan tubuh ganda. Nutrisi untuk kecerdasan Multi Talenta anak di dalam Morinaga Chil-Go!  diantaranya: Kolim dan Inositol yang berperan dalam penyimpanan memori, kemampuan berpikir, berbicara dan gerakan sadar, Vitamin B Kompleks, Zat Besi, dan Yodium yang merupkan vitamin dan mineral yang berperan penting pada sistem saraf dan konsentrasi anak. Sedangkan nutrisi untuk pertahanan tubuh ganda yang terkandung dalam susu Morinaga Chil-Go! dapat melindungi tubuh anak dari ancaman penyakit, diantaranya: Inulin (1000 mg) merupakan Prebiotik (makanan bagi bakteri baik) dan serat pangan yang dapat membantu kesehatan saluran cerna anak, Zinc yang akan membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh anak, Kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi, serta Vitamin A, C, dan E yang melindungi sel-sel tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.
  • Siap Minum, Morinaga Chil-Go! adalah susu anak siap minum. Jadi, Mama tidak usah repot-repot menyeduh air dan menuangkan ke gelas. Kemasan botol plastiknya juga kuat dan tidak mudah bocor sekalipun terjatuh dari genggaman tangan anak.
  • Praktis dibawa ke mana-mana. Susu cair pertumbuhan Morinaga Chil-Go! seperti namanya: Chil Go! Chil on The Go, bisa dibawa ke mana saja: sekolah, piknik, bermain, berenang, dan lain-lain. Mama tidak usah susah-susah  bawa termos untuk menyeduh susu bubuk dan meracik susu dalam suasana yang sedang repot, seperti di perjalanan. Cukup bawa saja susu Morinaga Chil-Go! yang bisa dikonsumsi anak umur 1-12 tahun. Praktis, bukan?
  • Dapat dijadikan isi goodiebag, misalnya untuk acara ulangtahun anak, syukuran khitanan atau kenaikan kelas, pesta keluarga, dan sebagainya. Biasanya di dalam kemasan goodiebag disertakan minuman instan ataupun susu. Daripada memberikan minuman instan yang mengandung pemanis dan pengawet buatan, lebih baik berikan susu cair Morinaga Chil-Go! agar anak sehat dan tidak mudah sakit. 



Nah, kali ini Salim ingin membagi-bagi susu cair Morinaga Chil-Go! ke teman-teman di PAUD Bina Insani, Tajurhalang, Bogor. Salim sendiri masih belum sekolah. Siapa tahu nanti Salim sekolah di PAUD Bina Insani juga kalau umurnya sudah cukup. Sekarang umur Salim baru 3 tahun, jadi masih sekolah dengan Mama di rumah. Pagi-pagi Salim bangun dan langsung mandi, karena Salim akan berangkat ke PAUD Bina Insani bersama Mama jam 8. Teman-teman di PAUD Bina Insani itu masuk sekolahnya jam 8 dan pulang jam 10. Salim tidak boleh terlambat nih, supaya bisa membagikan susu Morinaga Chil-Go! Sayangnya, Mama yang terlambat karena masih sibuk urusan rumah. Jadi deh berangkatnya jam 8.30. 

PAUD Bina Insani itu cukup jauh dari rumah Salim, jadi Mama harus membawa motor. Kardus yang berisi susu cair Morinaga Chil-Go! disiapkan di depan pintu. Salim foto dulu sebelum ditaruh Mama di motor. Salim tidak keberatan membagi susunya ke teman-teman PAUD, insya Allah dengan berbagi susu nanti Salim  bisa dapat susu yang lebih banyak lagi. Aamiin….  Setiap kebaikan yang kita lakukan, niscaya akan kembali kepada kita juga. Jika hari ini kita melakukan kebaikan untuk orang lain, kelak kita akan mendapatkan kebaikan dari orang lain dengan jalan yang tak disangka-sangka. Siapa bilang kita tidak membutuhkan bantuan orang lain? Dalam hidup, kita akan selalu membutuhkan bantuan orang lain. 

Perjalanan ke PAUD memakan waktu 30 menit. Sampai di sana, teman-teman PAUD sedang beristirahat tapi belum makan bersama. Ada yang sedang bermain, ada yang masih membaca. Beberapa ibu juga terlihat sedang menunggui anak-anaknya. Mereka antusias melihat Salim membawa kardus berisi susu Morinaga Chil-Go! Ibu kepala sekolah pun datang menghampiri, kemudian anak-anak diajak berbaris di depan kelas untuk menerima pembagian susu. Huwaaa… anak-anak senang sekali mendapatkan susu cair Morinaga Chil-Go! sebagai tambahan makanan di saat istirahat! 

Foto-foto keseruan anak-anak saat menerima susu cair Morinaga Chil-Go! bisa dilihat di bawah ini yaa….






Ibu-ibunya tak mau kalah. Mereka penasaran. Susu apa sih yang dibagikan ke anak-anak? Berikut ini pertanyaan yang mereka lontarkan:
Susunya bisa dibeli di mana?
Mama menjawab: susunya bisa dibeli di minimarket, supermarket, dan hypermarket. Kalau mau lebih mudah, bisa pesan secara online lho di www.kalbestore.com. Banyak promo menariknya, lho dan bisa dapat point yang ditukar dengan aneka hadiah. Untuk lebih mudahnya bisa bergabung dengan Kalbe Family, sehingga kita dapat memesan Morinaga Chil-Go! melalui Kalbe Home Delivery di nomor 500880. Morinaga Chil-Go! akan diantar ke rumah kita tanpa biaya tambahan. 

Susunya satu merk ya dengan Morinaga Chil-Kid?
Wah, ternyata di antara teman kita di PAUD Bina Insani ini ada yang minum susu bubuk Morinaga Chil-Kid! Iya, benar, Morinaga Chil-Go! ini satu merk dengan Chil-Kid, tapi kalau Morinaga Chil-Go! bentuknya susu cair yang siap minum dan praktis. Bisa diminum kapan saja. Susu Morinaga Chil-Go! merupakan inovasi baru dari Morinaga, hadir sebagai pendamping dari susu Morinaga Chil-Kid dan Morinaga Chil-School.  Morinaga Chil-Go! diproduksi oleh Morinaga Reasearch Centre dari Kalbe Nutritionals.  Kalbe Nutritionals dirintis sejak tahun 1982 dengan nama PT. Sanghiang Perkasa, tapi lebih dikenal sebagai Health Foods Division dari PT. Kalbe Farma Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia. Terbukti telah menghasilkan produk-produk makanan kesehatan berkualitas dan mendapatkan sertifikasi ISO 9001: 2000 pada tahun 2002, sertifikasi HACCP (Hazard Analysis Critical Point pada tahun 2002, PT. Sanghiang Perkasa mendapatkan penghargaan Enseval Awards: Best Customer Focus pada tahun 2004, dan sertifikasi ISO 14000 pada tahun 2003.


Harganya berapa?
Harganya cukup terjangkau. Rata-rata di beberapa toko kurang lebih Rp 5.000/ botol. Yang penting kandungan gizinya itu lho, komplit! 

Alhamdulillah, semua teman di PAUD Bina Insani Tajur Halang Bogor sudah kebagian susu Morinaga Chil-Go! dan mereka senang lho minumnya sampai ada yang minta lagi. Salim mau pulang ya, karena teman-teman akan meneruskan belajarnya. Insya Allah Salim akan masuk PAUD juga tahun depan. Semoga teman-teman di PAUD Bina Insani dapat menjadi anak Generasi Platinum yang cerdas dan kuat!

Rabu, 02 Maret 2016

Persiapan Salim Berbagi bersama Morinaga Chil-Go!



Persiapan Pertama: Cerita tentang Berbagi

Cara mudah untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai pentingnya berbagi adalah dengan bercerita, karena dapat disajikan dalam bentuk hiburan yang disukai oleh anak-anak. 

Memiliki tiga anak laki-laki dengan jarak usia yang berdekatan itu seperti memiliki tiga anak kembar. Kalau membeli sesuatu, harus sama semua. Kalau tidak sama, dijamin nantinya akan ada yang bertengkar dan berebut meskipun semuanya sudah dibelikan. Misalnya, pernah saya membelikan mainan kereta untuk Salim, sedangkan kakak-kakaknya dibelikan mainan bongkar pasang. Melihat kakak-kakaknya bermain bongkar pasang, Salim jadi tidak tertarik dengan mainan keretanya. Dia meminta mainan kakak-kakaknya, tetapi yang diincarnya adalah mainan Sidiq. Sudah tentu permintaannya itu ditolak. 


“Salim kan udah punya mainan sendiri!” seru Sidiq.
Salim bersikukuh mengambil mainan kakaknya sehingga terjadilah tarik menarik yang berakhir dengan pecahnya tangisan si bungsu. Kalau sudah begitu, Salim berlari ke arah saya dan meminta bantuan.
“Kakak Sidiq, ayo dong pinjemin dulu mainannya ke Salim,” pinta saya.
“Salim kan udah punya mainan sendiri! Nggak boleh!” Sidiq menyahut.
“Iya, Salim kan udah punya mainan sendiri. Kita main punya Salim aja, ya?” Saya berusaha membujuk Salim, tetapi Salim masih terus menangis dan bersikeras meminta mainan kakaknya.
“Kakak Sidiq, ayo pinjemin dulu sebentar…. Kita kan tidak boleh pelit,” Saya kembali membujuk Sidiq dan Sidiq masih dengan pendiriannya. “Kalau begitu, kita bermain boneka sayur saja yaa….” Saya mengambil beberapa boneka sayur dari kayu yan ada di tumpukan mainan. Salim suka sekali memainkan boneka itu. 


Begini ceritanya….

Suatu hari, Sayur Timun bertandang ke rumah Sayur Tomat. Timun melihat Tomat sedang memainkan mainan boneka Minion. Timun ingin ikut bermain bersama Tomat.
Timun: “Hai, Tomat, bolehkah aku meminjam boneka minionmu?”
Tomat: “Apa? Pinjam? Beli, dong…! Tidak boleh! Kamu tidak boleh meminjam mainanku!”
Timun: “Huh, Tomat pelit deh. Ya sudah, aku mau pulang lagi.”

Keesokan harinya, gantian Tomat yang sedang berjalan melewati rumah Timun, melihat Timun sedang bermain boneka Dinosaurus.
Tomat: “Wah, sepertinya mainan Timun lebih bagus daripada punyaku. Aku mau pinjam ah….”
Timun: “Mau apa kamu ke sini, Tomat?”
Tomat: “Aku mau pinjam mainanmu. Boleh, kan?”
Timun: “Tidak boleh! Kemarin kamu tidak membolehkan aku meminjam mainanmu. Sekarang pun aku tidak mau meminjam mainanku.”
Tomat: “Kamu kok gitu? Kamu pelit!”
Timun: “Kamu yang pelit!” 




Keduanya bertengkar, hingga muncullah Ibu Cabe. Ibu Cabe menasihati keduanya.

Cabe: “Hayo, kalian bertengkar karena apa?”
Setelah mendapatkan penjelasan dari Timun dan Tomat, Ibu Cabe mengeluarkan dua botol susu Morinaga Chil-Go!
Cabe: “Ini, kalian minum dulu ya susunya. Ibu kasih susu ini, karena dengan berbagi kita akan menjadi lebih bahagia.”
Timun: “Hah? Masa sih Bu kalau kita berbagi jadi lebih bahagia?”
Cabe: “Iya dong, kan kalian jadi tidak bertengkar. Itu salah satu kebahagiaan. Kalian bisa meminum susu dan bermain bersama-sama. Lebih enak bermain bersama-sama daripada sendirian, kan?”
Timun dan Tomat mengangguk-angguk. Keduanya pun bersalaman dan saling meminjamkan mainan. Mereka bermain-main dengan gembira dan bahagia sambil meminum susu Morinaga Chil-Go!



Setelah melihat pertunjukan Timun, Cabe, dan Tomat, Sidiq dan Salim pun bisa bermain bersama-sama sambil meminum susu Morinaga Chil-Go! Anak-anak dengan cepat melupakan pertengkaran mereka, seperti tidak ada peristiwa itu sebelumnya. 

Memang butuh waktu untuk memahamkan anak-anak tentang berbagi.  Jangankan anak-anak, orang dewasa pun masih banyak yang tidak mau berbagi. Bahkan ada orang yang suka merampas dan menguasai hak orang lain. Mumpung mereka masih kecil, beri pengertian dan contoh yang terus menerus, insya Allah mereka akan terbiasa berbagi dan tidak hanya mementingkan kebutuhannya sendiri.  Saya jadi terpikir ingin menanamkan konsep berbagi ini lebih banyak lagi kepada anak-anak, dimulai dari membagi sesuatu yang mereka sukai. Apa itu? Susu Morinaga Chil-Go! Persiapan pertama saya sudah sukses, yaitu menyiapkan mental anak-anak untuk  berbagi melalui cerita tentang berbagi. 

Mengapa bercerita? Ini ada beberapa alasan mengapa bercerita itu menjadi metode mendidik anak yang terbaik pada usianya:

  • Lebih mudah menanamkan budi pekerti kepada anak, karena lebih mudah dicerna. Seperti cerita tentang berbagi di atas. Orangtua dapat memasukkan contoh, teladan, dan alasan mengapa harus berbagi dengan cara yang asyik dan menyenangkan. Tanpa harus mengomeli dan memarahi anak.
  • Memberi contoh cara menyelesaikan konflik secara baik, berbicara yang baik, dan memberi pelajaran mengelola sifat negatif di dalam diri kita. Ternyata kalau kita tidak mau berbagi, suatu ketika nanti orang lain pun tidak mau berbagi kepada kita. 
  • Mendekatkan hubungan orangtua dan anak, di mana orangtua mau bermain bersama anak sambil memasukkan nilai-nilai edukasi. Tak sekadar menyuruh, memerintah, dan mengomeli yang akan menimbulkan dampak negative terhadap psikis anak.
  • Sarana edukasi yang menyenangkan bagi anak. Anak-anak senang melihat dan mendengarkan cerita, apalagi jika disertai boneka tangan. Mereka  tertawa-tawa melihat boneka itu berbicara dengan suara dan gerakan yang lucu.
  • Memenuhi kebutuhan imajinasi dan rekreasi anak-anak. Pada periode emas, anak-anak sedang mengembangkan daya imajinasinya. Mereka senang berkhayal dan membayangkan sesuatu. Kita dapat mengarahkan kebutuhan imajinasinya itu melalui cara yang positif. Anak-anak juga mendapatkan hiburan dengan cerita-cerita yang menyenangkan. Untuk anak yang belum bersekolah, setiap harinya pasti bosan berada di rumah terus. Ibu bisa menghibur anak melalui bercerita.

Saya rasa masih banyak lagi manfaat bercerita bagi anak. Jadi, kalau kita kesulitan memberikan pengertian kepada anak-anak, coba deh dengan cara bercerita. 

Persiapan Kedua: Berbagi kepada Anak Tetangga

Berbagi itu dimulai dari yang sedikit. Walaupun sedikit, bila dilakukan dengan konsisten akan memupuk sikap mental dan kepribadian anak yang mau berbagi. 

Saat sedang asyik bermain bertiga, tiba-tiba Salim melihat Moses lewat di depan rumah. Moses adalah anak tetangga di sebelah rumah. Salim langsung memanggilnya.

“Soses! Soses!”
Moses berhenti di depan pagar. Salim segera menghampiri dan mengajak Moses main ke dalam rumah. “Yuk, main, Soses… Main, yuk….”
Moses mengikuti Salim masuk ke dalam rumah. Mereka asyik bermain, sampai kemudian Salim minta susu Morinaga Chil-Go! lagi. Di rumah, saya memang menyetok susu Morinaga Chil-Go! berkardus-kardus.
“Ayo, inget nggak cerita Mama tadi? Moses dikasih juga ya susunya?” kata saya. 


Salim pun memberikan sebotol susu Morinaga Chil-Go! kepada Moses dan Moses kelihatan senang sekali. Mereka kembali bermain setelah minum susu, sampai jam menunjukkan pukul 5 sore. Artinya, Moses sudah harus pulang. Ajaib! Ketika Moses hendak pulang, Sidiq memberikan sebotol susu lagi kepada Moses tanpa saya suruh!

“Nih, Moses, bawa lagi susunya, ya…” kata Sidiq. 

Alhamdulillaaah, anak-anak cepat menangkap teladan yang diberikan sebelumnya. Mereka tidak takut susunya jadi habis karena dibagi. Berarti persiapan saya untuk membagi-bagi susu Morinaga Chil-Go! sudah oke. Yaitu mempersiapkan mental anak-anak agar mau membagi susu Morinaga Chil-Go! Rencananya, saya mau membagi-bagi susu Morinaga Chil-Go!kepada anak-anak di kampung Bulak, kampung yang berada di dekat komplek perumahan saya. Di sana ada seorang teman yang memiliki PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Tadinya saya berpikir, kira-kira anak-anak rela tidak ya susunya dibagi-bagi ke teman-teman mereka di Kampung Bulak? 

Hm, soalnya mereka suka sekali minum susu Morinaga Chil-Go! Susu cair pertumbuhan dengan Prebiotik Inulin 1000 mg untuk Generasi Platinum.  Baca deh Lima Aktivitas Seru Tiga Jagoan bersama Morinaga Chil-Go! Ismail, Sidiq, dan Salim beraktivitas dengan semangat dan ceria ditemani susu cair Morinaga Chil-Go! yang memiliki tiga varian rasa: Vanilla, Cokelat, dan Strawberry. Ketiganya disukai anak-anak, meskipun yang paling cepat habis yang rasa Cokelat.  


Sebagai orangtua, memilih susu cair Morinaga Chil-Go! sebagai teman belajar dan bermain anak-anak adalah pilihan yang tepat karena Morinaga Chil-Go! memiliki  empat keunggulan:

Formula Platinum
Morinaga Chil-Go! mengandung sinergi nutrisi tepat untuk mendukung pertumbuhan Si Kecil menjadi Generasi Platinum Multi Talenta yang cerdas dan tidak gampang sakit. Formula Platinumnya akan membantu anak menghadapi tantangan hidup yang semakin keras dan tajam, di mana tidak hanya dibutuhkan kecerdasan otak, tetapi juga fisik dan mental. 

Kecerdasan Multi Talenta
Morinaga Chil-Go! mendukung Periode Emas otak Si Kecil, terutama fungsi Kognitif yang masih berlangsung hingga usia 12 tahun. Susu ini bisa diminum untuk anak usia 1-12 tahun. Setiap anak memiliki kecerdasan dominan, tetapi mereka tetap harus menguasai kecerdasan lainnya untuk mendukung kecerdasan dominannya. Itulah yang disebut dengan kecerdasan Multi Talenta. Ada banyak tipe kercerdasan dari para ahli. Menurut Dr. Howard Gardner (Psikolog), ada delapan tipe kecerdasan yaitu: Linguistik, Logik Matematik, Visual dan Spasial, Musik, Interpersonal, Intrapersonal, Kinestetik, dan Naturalis. 

Namun, apa yang disebutkan oleh Dr. Howard Gardner itu hanyalah kecerdasan dalam bentuk intelektual atau Intelligence Quotient. Kita banyak mendengar cerita orang-orang yang cerdas tetapi gagal dalam hidupnya karena stress dan frustasi. Karena itulah kemudian dimunculkan perlunya Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) dan Spiritual (Spiritual Quotient) untuk melengkapi Kecerdasan Intelektual agar anak-anak semakin kuat dan tangguh dalam mengarungi terjalnya kehidupan. 

Penanaman pemahaman mengenai berbagi ini menjadi sarana untuk mengasah kecerdasan emosional dan spiritual anak. Secara emosi, anak-anak diajak untuk berempati kepada orang lain dengan memberikan sesuatu yang disukainya, mengalahkan nafsu pribadi, mengembangkan hubungan sosial anak yang kelak akan bermanfaat di dalam bermasyarakat. Sebab, anak-anak nantinya akan menjadi orang dewasa yang akan membutuhkan orang lain. Sehingga mereka harus mampu mengendalikan sikap egois (ingin menang sendiri atau mementingkan kebutuhannya sendiri) dengan senantiasa berbagi.

Rupanya, menurut penelitian para ahli, melakukan kebaikan dan berbagi kepada sesama ini menimbulkan efek positif bagi kesehatan fisik dan jiwa. James Andreoni pada tahun 1989 menjelaskan efek ini dengan sebutan “Warm Glow Effect” atau Efek Cahaya Pemberi, yang mana dengan memberi, beramal, dan berbagi akan menimbulkan rasa hangat di dalam jiwa atau rasa bahagia di hati. Otak akan melepaskan hormone endorphin yang memproduksi perasaan positif, dopamine yang memberikan perasaan bahagia, dan Oxytocin yang mengurangi stress dan meningkatkan kekebalan tubuh, ketika kita melakukan aktivitas berbagi (sumber). Wow, luar biasa, yaah efek dari berbagi ini. 

Secara spiritual, di dalam ajaran agama apa pun pasti ada perintah untuk berbagi kepada sesama. Di dalam agama Islam yang saya anut, perintah itu ada dalam beberapa ayat Al Quran dan Hadist Nabi. Salah satunya, “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka, orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya akan memperoleh pahala yang besar.” (QS: Al Hadiid: 7).

Sebagai orang yang beriman, saya ingin nantinya anak-anak pun terbiasa untuk berbagi bukan hanya untuk mendapatkan pahala dari Allah melainkan untuk menyehatkan fisik dan jiwa mereka pula. Sebab, kecerdasan intelektual saja tidaklah cukup. Perlu didukung pula dengan kecerdasan emosional dan spiritual. 

Pertahanan Tubuh Ganda
Cerdas saja tidak cukup. Pada usia dini, anak-anak rentan terkena penyakit. Morinaga Chil-Go! dilengkapi dengan nutrisi penunjang daya tahan tubuh anak, yaitu:

  • Prebiotik Inulin 1000 mg, merupakan Prebiotik (makanan bagi bakteri baik) dan serat pangan untuk membantu kesehatan saluran cerna anak.

  • Zinc, membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh.

  • Tinggi Kalsium, untuk pembentukan tulang dan gigi.

  • Vitamin A, C, dan E melindungi sel tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. 


Inovasi Unggulan
Susu cair Morinaga Chil-Go! adalah produk inovasi unggulan terbaru dari Kalbe dan Morinaga dalam bentuk susu cair siap minum, sehingga dapat dibawa ke mana-mana. Bagi orangtua yang menghendaki kepraktisan karena sibuk jika harus membuat susu sendiri, berikan saja susu cair ini. Dibuat oleh Morinaga Research Centre yang senantiasa menciptakan produk-produk berkualitas. Kalbe Nutritionals dirintis sejak tahun 1982 dengan nama PT. Sanghiang Perkasa, tapi lebih dikenal sebagai Health Foods Division dari PT. Kalbe Farma Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia. Terbukti telah menghasilkan produk-produk makanan kesehatan berkualitas dan mendapatkan sertifikasi ISO 9001: 2000 pada tahun 2002, sertifikasi HACCP (Hazard Analysis Critical Point pada tahun 2002, PT. Sanghiang Perkasa mendapatkan penghargaan Enseval Awards: Best Customer Focus pada tahun 2004, dan sertifikasi ISO 14000 pada tahun 2003.


Persiapan Ketiga: Menghubungi Pemilik PAUD BINA INSANI
Seorang teman saya di pengajian memiliki PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)  dan TPA (Taman Pendidikan Al Quran) di rumahnya. Kesempatan bagi saya untuk lebih jauh lagi mengajari konsep berbagi kepada anak-anak dengan membagi-bagikan susu cair Morinaga Chil-Go! kepada anak-anak murid teman saya. Saya menghubungi teman saya melalui Whatsapp dan ternyata dia menyambut dengan baik sekali rencana saya membagikan susu cair Morinaga Chil-Go! ini. Kami pun membuat janji kapan saya akan datang ke PAUD. Rupanya saya bisa datang kapan saja, sesuai jam belajar anak-anak, yaitu dari jam 8 sampai 10 pagi. 

Tadinya saya mau membagikan di TPA (Taman Pendidikan Al Quran), tetapi jam belajarnya setelah Magrib. Akhirnya saya pilih membagikan di PAUD, agar suasananya lebih cerah dan ceria. 

Persiapan Keempat: Menjelaskan kepada Anak-anak tentang Rencana Berbagi bersama Morinaga Chil-Go!

Di rumah ada enam kardus susu cair Morinaga Chil-Go! Wih, banyak yah… Iya, karena anak saya ada tiga dan ketiganya masih minum susu, jadi harus menyetok banyak. Saya kasih tahu ke anak-anak bahwa sebagian dari susu itu akan dibawa ke PAUD untuk dibagi-bagikan. Jadi jangan dihabiskan semuanya. Alhamdulillah, anak-anak sudah mengerti. Mereka dengan senang hati menyisihkan susu yang akan dibawa. 


Horeee… sekarang tinggal bersiap-siap membawa susu Morinaga Chil-Go! ke PAUD Bina Insani di Kampung Bulak, Nanggerang, Sasak Panjang, Bogor. Kamu juga mau ikut? Simak keseruan berbagi di PAUD dalam tulisan selanjutnya…. Baca di sini: Salim Berbagi Morinaga Chil-Go! di PAUD Bina Insani Bogor.